TEKTONISME
TEKTONISME
By: Supriyadi
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat
pergerakan, pengangkatan, lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu
daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan
secara horizontal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan
melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal
dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada
dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah
proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam
bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah luas.
Ada dua Epirogenesa:
Epirogenesa positif, yaitu
gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air
laut terlihat naik.
Epirogenesa negatif, yaitu
gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air
laut terlihat turun.
Orogenesa adalah pergerakan
lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik
Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (Warping, lipatan (Folding,
patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Serta salah satu contoh hasil
Orogenesa adalah deretan Pegunungan Mediterania.
Mengenali Tektonisme
dan Dampaknya
Salah satu pembentuk raut muka
Bumi adalah aktivitas tektonisme yang terjadi karena adanya tenaga dari
dalam Bumi. Tektonisme akan mengubah bentuk muka Bumi menjadi naik
atau turun. Adanya patahan, lipatan, dan retakan pada kulit Bumi menjadi
bukti adanya gerakan tektonisme. Pegunungan merupakan salah satu
bentang alam yang dibentuk oleh aktivitas ini. Pegunungan merupakan
rangkaian gunung yang terbentuk akibat kerak Bumi (litosfer) mengalami
pelipatan atau patahan. Contoh pegunungan di Indonesia yaitu:
Pegunungan Bukit Barisan (Sumatra), Pegunungan Seribu (Jawa), dan
Pegunungan Verbeek (Sulawesi). Lipatan dan patahan merupakan gerak
orogenesa yang termasuk dalam jenis proses diastropisme. Masih ingat
bukan, apa yang dimaksud proses diastropisme? Gerakan diastropisme
menyebabkan kerak Bumi retak, terlipat, bahkan patah. Gerakan ini
dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik.
a. Gerak Epirogenetik
Gerakan ini akan mengubah
bentuk muka Bumi dalam waktu yang sangat lambat hingga membutuhkan waktu
lama. Efek gerakan ini meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan ini
masih dibedakan lagi menjadi gerak epirogenetik positif dan
epirogenetik negatif. Fenomena epirogenetik positif pernah terjadi di
Kepulauan Maluku dan Banda. Sedangkan fenomena epirogenetik
negatif pernah terjadi di Pulau Buton dan Timor.
b. Gerak Orogenetik
Berkebalikan dengan gerak
epirogenetik, gerak orogenetik berlangsung singkat dan meliputi wilayah
yang sempit. Gerak ini berpengaruh besar terhadap terbentuknya pegunungan,
patahan, retakan, dan lipatan.
1) Lipatan
Terjadinya lipatan disebabkan
oleh gerakan dari dalam Bumi akibat tekanan yang besar dan temperatur yang
tinggi, sehingga menjadikan sifat batuan menjadi cair liat atau
plastis. Keplastisannya ini membuat batuan tersebut akan
terlipat apabila ada dorongan tenaga tektonik. Lipatan lapisan
Bumi ini akan membentuk pegunungan, yang punggungnya
disebut antiklinal dan wilayah lembahnya disebut sinklinal. Perbedaan
tingkat keplastisan dan kekuatan tenaga tektonik menjadikan batuan
terlipat dengan berbagai bentuk.
a) Lipatan Tegak
Dihasilkan dari kekuatan yang
sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang.
b) Lipatan Miring
Ketika kekuatan tenaga
pendorong di salah satunya sisi lebih kuat, maka akan menghasilkan
kenampakan yang salah satu sisinya lebih curam.
c) Overfold
Saat tekanan bekerja pada salah
satu sisi dengan lebih kuat, sisi tersebut akan terlipat sesuai arah lipatan.
d) Lipatan Recumbent
Fold
Terbentuk pada saat lipatan
yang satu menekan sisi yang lain, menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
e) Lipatan Overthrust
Terbentuk ketika tenaga tekan
menekan satu sisi dengan kuatnya hingga menyebabkan lipatan menjadi retak.
f) Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan. Dalam perkembangannya,
wilayah sinklinal maupun antiklinal mengalami proses perombakan oleh
tenaga yang berasal dari luar Bumi. Contohnya, wilayah
sinklinal mengalami perombakan sampai membentuk rangkaian pegunungan
dan lembah berselang-seling yang selanjutnya disebut sinklinorium. Begitu
pula dengan antiklinal yang terombak hingga terbentuk rangkaian pegunungan
dan lembah yang selanjutnya disebut antiklinorium.
2) Patahan
Patahan terjadi ketika kulit
Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat
terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami
pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak)
kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan
terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension). Ekspresi topografi dari
adanya patahan sangat beraneka ragam, antara lain gawir sesar, triangle
facet, lembah sesar, fault, rift, graben, horst, dan basin (cekungan
struktural). Pada perkembangannya, kenampakan ini mengalami perubahan
akibat tenaga endogen. Ciri adanya patahan dapat kamu kenali dari adanya
perbedaan ketinggian yang mencolok. Di Indonesia, beberapa patahan dapat
kamu jumpai di Semangko (Sumatra) dan Piyungan (Yogyakarta).
c. Dampak Tektonisme
Dinamika Bumi oleh tenaga
tektonisme akan memberi dampak pada banyak hal. Dampak nyata dapat
langsung dilihat pada muka Bumi yang terpengaruh secara langsung.
Pergeseran kerak Bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan
dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan,
dan deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan,
retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya
gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran,
dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat
menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta
benda, dan nyawa.
Beberapa dampak di atas dapat
digolongkan sebagai dampak negatif. Ada juga dampak positif yang
ditimbulkannya, meskipun terkadang banyak orang tidak menyadari.
Kantong-kantong minyak dan gas alam banyak ditemukan di lipatan-lipatan
dan sesar-sesar batuan yang kondisinya memenuhi syarat. Salah satunya
terdapat di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang
melintasi Pulau Jawa.
0 komentar:
Posting Komentar