CUACA DAN IKLIM
PENGERTIAN CUACA DAN IKLIM
Cuaca
adalah kondisi atmosfer yang berlangsung dalam waktu yang singkat dengan kurun
waktu yang sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan atmosfer yang berlangsung
dalam waktu yang lama dan dalam cakupan wilayah yang luas.. Perbedaan iklim di
bumi disebabkan oleh adanya pengaruh rotasi dan revolusi bumi serta perbedaan
letak lintang. Berdasarkan definisi tersebut, antara cuaca dan iklim hanya
berbeda dalam hal waktu dan wilayah cakupan. Karena cuaca dan iklim merupakan
fenomena atmosfer, maka tidak ada perbedaan antara unsur-unsur dari cuaca dan
iklim itu tersebut.
UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
Apa
sih unsur cuaca dan iklim itu sendiri?
“Suatu
parameter yang dapat diukur, bisa berubah-ubah dan yang berperan langsung dalam
proses kejadian cuaca atau iklim itu sendiri”
Unsur-unsur
cuaca dan iklim meliputi:
· Suhu
Udara.
Matahari
adalah sumber panas utama bagi bumi dan atmosfernya. Namun, panas matahari yang
sampai ke permukaan bumi berbeda-beda di setiap tempat. Hal ini menyebabkan
suhu udara di setiap tempat berbeda-beda pula.
Faktor-faktor
yang menyebabkan perbedaan suhu udara, antara lain sebagai berikut:
· Sudut
Datang Sinar Matahari
Kita
tentu sudah mengetahui bahwa bumi itu berbentuk bulat. Dalam bentuk yang
demikian sudut datang sinar matahari ke setiap daerah di bumi tidak sama karena
terkait dengan letak lintang suatu wilayah. Sudut datang sinar matahari di
wilayah yang berbeda di lintang rendah lebih besar daripada di wilayah yang
berada di lintang tinggi. Oleh karena itu, di daerah khatulistiwa suhunya lebih
tinggi daripada di daerah subtropis dan kutub. Sudut datang sinar matahari
adalah sudut yang dibentuk oleh arah datangnya sinar matahari pada permukaan
bumi.
Berdasarkan
hasil pengamatan, fluktuasi suhu tahunan berbeda-beda antara daerah yang satu
dengan yang lain. Karena suhu udara berkaitan dengan lintang bumi, fluktuasi
suhu udara di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi tiga pola sebagai berikut:
· Pola Khatulistiwa
Fluktuasi
temperatur tahunan di daerah khatulistiwa itu kecil, lebih kecil daripada
fluktuasi
temperatur
harian. Pola khatulstiwa mempunyai dua maksimum dan dua minimum, yaitu poda
saat matahari berada di atas suatu daerah dan pada saat berada di garis balik.
· Pola Daerah Sedang
Fluktuasi
temperatur tahunan di daerah ini besar, lebih besar daripada fluktuasi
temperatur harian.
Fluktuasi
temperatur ini akan lebih besar jika suatu daerah terletak di tengah benua dan
akan lebih kecil jika berdekatan dengan laut. Dalam pola ini ada satu maksimum
dan satu minimum.
· Pola Daerah Kutub
Fluktuasi
temperatur tahunan di wilayah kutub sangat besar. Pola ini hanya mempunyai satu
maksimum dan satu minimum.
· Lama Penyinaran Matahari
Lamanya
penyinaran matahari di khatulistiwa sebenarnya diukur selama 12 jam sejak
matahari terbit hingga terbenam. Namun, dengan adanya faktor penghalang
misalnya pohon dan bangunan tinggi, pengukuran tersebut sulit untuk dilakukan.
Oleh karena itu, di Indonesia lamanya penyinaran matahari diukur selama 8 jam
mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00.
Lamanya
penyinaran matahari biasanya dinyatakan dalam satuan jam dan persen (%). Dengan
demikian lamanya penyinaran matahari = 100% jika matahari menyinari suatu
daerah selama 8 jam dan berarti di daerah tersebut langit cerah atau tidak
tertutup awan.
Lamanya
penyinaran matahari diukur dengan menggunakan alat Campbell Stokes/Heliograf.
Campbell Stokes/Heliograf dipasang dengan ketinggian 125 cm di atas permukaan
tanah. Campbell Stokes/Heliograf terdiri atas bola gekas padat dengan
diameter 4 inchi (10,1 cm) yang dipasang di dalam bidang lengkung. Dengan
demikian sinar matahari dapat dikumpulkan pada satu titik. Sinar itu akan
membakar kertas pias yang dipasang pada alat tersebut sehingga membentuk tanda
yang menunjukkan lamanya penyinaran matahari.
· Ketinggian Tempat
Kita
tentu pernah merasakan perbedaan suhu udara di daerah dataran rendah dengan
daerah dataran tinggi atau pegunungan. Suhu udara di daerah dataran rendah
lebih tinggi daripada di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Keadaan
tersebut sesuai dengan karakteristik atmosfer, terutama pada lapisan troposfer,
yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu udaranya turun 0,5 °C.
· Kejernihan Atmosfer
Kejernihan
atmosfer mempengaruhi besarnya panas matahari yang sampai ke permukaan bumi.
Hal ini disebabkan gas-gas di dalam atmosfer berpengaruh terhadap pemantulan
dan penghamburan sinar matahari. Di daerah yang atmosfernya kotor hanya
menerima panas secara langsung dalam jumlah sedikit, sedangkan di daerah yang
tidak berawan akan menerima panas secara langsung dalam jumlah yang banyak.
·
Jarak
Ke LautSuatu tempat yang dekat dengan laut atau danau suhu udara rata-rata
hariannya tinggi, sedangkan tempat yang jauh dengan laut atau danau suhu udara
rata-rata hariannya rendah keadaan tersebut dipengaruhi oleh sifat air dan
tanah (daratan) dalam menerima panas. Air lebih lambat menerima dan melepaskan
panas, sedangkan daratan lebih cepat dalam menerima dan melepaskan panas.
Pengukuran suhu udara pada saat tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer, sedangkan suhu rata-rata harian diukur selama satu hari (siang dan
malam) dengan thermometer/termograf. Jasil pencatatannya disebut termogram.
· Tekanan Udara
Tekanan
udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas bidang datar dari
permukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tingi suatu tempat makin rendah
tingkat kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan udara makin ke atas makin
rendah.
Sebaran tekanan udara suatu daerah dapat digambarkan dalam tampilan peta yang
ditunjukan oleh garis isobar. Isobar adalah garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara yang sama pada saat yang sama pula.
· Angin
Arah AnginAngin
adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain. Adapun penyebab perbedaan tekanan udara adalah
intensitas panas matahari. Udara yng terkena panas matahari akan mengambang
sehingga tekanan udara menjadi rendah, sedangkan daerah yang tidak mendapat
sinar matahari tekanan udaranya tinggi. Oleh karena itu, udara bergerak dari
daerah yang bertekanan udara tinggi menuju daerah yang bertekanan udara rendah.
Di permukaan bumi daerah yang mempunyai tekanan udara rendah adalah di daerah
khatulitiwa karena selalu mendapatkan sinar matahari. Adapun di daerah kutub
utara dan kutub selatan tekanan udaranya lebih tinggi. Oleh karena itu, aliran
udara bergerak dari daerah kutub menuju khatulistiwa. Hubungan antara tekanan
udara dengan arah angin dinyatakan dalam Hukum Boys Ballot “Bahwa
udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah”.
Arah
angin akan membelok ke kanan di Belahan Bumi Utara (BBU) dan membelok ke kiri
di Belahan Bumi Selatan (BBS).
· Kecepatan Angin
Besar
kecilnya kecepatan angin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
· Besar kecilnya gaya gradien
barometrik.
Gaya
gradien barometrik adalah besarnya perbedaan tekanan udara antara 2 isobar yang
berjarak 11 km dan dinyatakan dalam milibar (mb). Makin besar perbedaan tekanan
udara tersebut, maka akan makin cepat angin itu bergerak.
· Banyak sedikitnya hambatan.
Faktor yang dapat menjadi hambatan gerakan angin antara lain relief
permukaan bumi, gedung-gedung (bangunan), dan pohon-pohon. Makin banyak
rintangan yang menghalangi laju gerakan angin, makin lambat gerakan angin
tersebut.
· Alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin adalan anemometer. Ada beberapa jenis
anemometer, salah satu jenis adalah anemometer mangkok. Pada anemometer
terdapat peralatan elektronik yang berfungsi mencatat gerakan angin. Pembacaan
alat itu harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya harian.
· Jenis-Jenis Angin
Tekanan udara berbeda-beda antar tempat dan pada tempat tertentu dapat
berubah secara dinamis. Perbedaan tekanan udara itu menyebabkan terjadinya
angin. Oleh karena itu, angin sangat beragam bergantung tempatnya. Angin selalu
diberi nama sesuai dengan arah asalnnya. Ragam angin di bumi antara lain
sebagai berikut:
· Angin Barat
Angin barat bertiup dari lintang 35° LU/LS menuju 60° LU/LS. Karena
pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), angin barat mengalami pembelokan arah. Di
belahan bumi utara angin itu menjadi angin barat daya, sedangkan di belahan
bumi selatan menjadi angin barat laut.
· Angin Kutub
Angin kutub berhembus dari daerah bertekanan tinggi di sekitar kutub ke
arah daerah sedang. Di BBU, angin tersebut berhembus dari arah timur laut
menjadi angin timur laut, sedangkan di BBS angin tersebut berembus dari arah
arah tenggara menjadi angin tenggara.
· Angin Pasat
Angin pasat berhembus dari daerah sub tropik (30° LU/LS) menuju daerah
khatulistiwa. Angin itu terbentuk karena adanya ruang kosong di daerah
khatulistiwa akibat pengembangan udara oleh sinar matahari. Ruang kosong itu
kemudian diisi udara yang bertekanan tinggi dari daerah sub tropik. Karena
pengaruh gaya coriolis, udara yang bergerak dari BBU dibelokkan ke kiri
sehingga disebut angin pasat timur laut. Adapun udara yang bergerak dari arah
BBS di belokkan ke kanan sehingga disebut angin pasat tenggara.
Di Indonesia pada bulan Juli terjadi angin pasat tenggara dan pada bulan
Januari terjadi angin pasat timur laut.
Di daerah khatulistiwa, karena massa udara yang selalu tinggi akibat
pengembangan udara, udara akan bergerak naik yang disebut angin anti pasat.
Angin anti pasat kemudian turun sebagai angin kering di daerah lintang 25°
LU/LS – 30° LU/LS. Keadaan itulah yang menyebabkan terbentuknya gurun-gurun di
daerah subtropis.
· Angin Siklon
Angin siklon terjadi jika suatu daerah yang bertekanan rendah
dikelilingi oleh suatu daerah yang bertekanan tinggi. Akibatnya,udara akan
mengalir dari daerah bertekanan udara tinggi menuju daerah yang bertekanan
udara rendah. Karena pengaruh gaya coriolis, arah angin mengalami pembelokan.
Jika angin siklon berada di belahan bumi utara, arah angin berputar searah
dengan putaran jarum jam. Jika angin siklon terjadi di belahan bumi selatan,
arah perputarannya berlawanan dengan putaran jarum jam.
· Angin Anti Siklon
Angin
anti siklon terjadi jika suatu daerah yang bertekanan udara tinggi dikelilingi
oleh darah yang
bertekanan
udara rendah. Di permukaan bumi daerah anti siklon terutama berada di atas laut
atau lautan
pada
lintang 30° LU/LS. Karena pengaruh gaya coriolis, putaran angi ati siklon di
BBU searah dengan putaran jarum jam, sedangkan di BBS putaran angin anti siklon
berlawanan dengan putaran jarum jam.
· Angin Musim
Angin
musim merupakan suatu angin regional yang bertiup di daerah tropis. Angin musim
itu terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok antara daratan dan
lautan. Pada periode April – Oktober, saat matahari di belahan bumi utara,
Benua Asia mengalami pemanasan maksimal. Akibatnya, Benua Asia mempunyai
tekanan udara rendah. Adapun di belahan bumi selatan (Benua Australia)
mempunyai tekanan udara yang lebi tinggi sehingga angin bertiup dari Benua
Australia menuju Benua Asia dan disebut angin muson tenggara. Angin itu hanya
membawa sedikit uap air sehinga pada periode itu di Indonesia mengalami musim
kemarau.
Pada
periode Oktober – April, saat matahari berada di belahan bumi selatan, Benua
Australia mengalami pemanasan maksimal. Akibatnya, Benua Australia mempunyai
tekanan udara rendah. Adapun di belahan bumi utara (Benua Asia) mempunyai
gtekanan udara yang lebih tinggi sehingga angin bertiup dari Benua Asia menuju
Benua Autralia dan disebut angin muson timur.
Karena bertiup melalui Samudera Hindia, angin ini banyak mengandung uap air
sehingga pada periode tersebut di Indonesia mengalami musim hujan.
· Angin Darat dan Angin Laut
Angin
darat dan angin laut terjadi akibat adanya perbedaan sifat pemanasan antara
daratan dan
lautan.
Pada malam hari karena temperatur laut lebih tinggi daripada daratan, tekanan
udara di laut lebih rendah daripada tekanan udara di darat. Oleh karena itu,
terjadi pergerakan udara dari darat menuju ke laut yang disebut angin darat.
Pada
siang hari karena temperatur daratan lebih tinggi daripada lautan, tekanan
udara di daratan lebih rendah daripada tekanan udara di lautan. Oleh karena
itu, terjadi pergerakan udara dari laut menuju ke darat yang disebut angin laut.
· Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin
lembah dan angin gunung terjadi karena adanya perbedaan pemanasan di daerah
pegunungan. Perbedaan pemanasan itu disebabkan oleh perbedaan luas lereng
gunung dan lembah sehingga terdapat perbedaan jumlah panas yang diterima pada
satu satuan waktu.
Siang hari pemanasan lebih cepat terjadi pada lereng gunung sehingga
temperaturnya lebih tinggi daripada di lembah. Oleh karena itu, tekanan udara
di lereng gunung menjadi lebih rendah daripada di lembah sehingga terjadi
pergerakan udara dari lembah menuju ke lereng gunung. Pergerakan udara itu
disebut angin lembah.
Malam
hari terjadi keadaan sebaliknya, yaitu suhu udara di lereng gunung lebih rendah
daripada di lembah sehingga tekanan udara di gunung lebih besar daripada di
lembah. Oelh karena itu, terjadi pergerakan udara dari lereng dari gunung
menuju lembah. Pergerakan udara itu disebut angin gunung.
· Angin Fohn
Angin
fohn terjadi apabila ada gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan
dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter. Massa udara yang sampai ke puncak
gunung akan mengalami kondensasi dan akibatnya timbul hujan pada satu sisi
lereng. Adapun pada lereng yang lain tidak menjadi hujan karena terhalang tingginya
pegunungan.
Daerah yang tidak mengalami hujan disebut daerah bayangan hujan.
Pada daerah bayangan hujan itu angin dari atas pegunungan akan bergerak
menuruni lereng pegunungan dengan kecepatan tinggi. Hal itu menyebabkan naiknya
suhu udara karena setiap turun 100 meter udara naik 1° C. Dengan demikian angin
yang turun bersifat panas dan kering. Angin itulah yang disebut angin lokal
atau angin fohn atau angin terjun.
Beberapa kejadian Angin Fohn yang terjadi di Indonesia antara lain sebagai
berikut:
· Angin
Bohorok di Deli. Angin itu dapat merusak perkebunan tembakau.
· Angin
Kumbang di Tegal dan Cirebon, bagi daerah tersebut angin kumbang menguntungkan
untuk pertumbuhan tanaman bawang karena di daerah sekitarnya menjadi tidak
lembab.
· Angin
Gending di Pasuruan Purbolinggo, Jawa Timur.
· Angin
Berubu di Sulawesi Selatan.
· Angin
Wambraw di Biak, Papua.
· Kelembaban Udara
Kelembapan udara digunakan untuk menyatakan banyaknya kandungan uap air
di dalam udara. Sebenarnya jumlah uap air di dalam udara hanya sekitar 2 % dari
massa atmosfer. Akan tetapi, uap air merupakan komponen utama yang sangat
penting dari segi cuaca dan iklim. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
· Besarnya
uap air merupakan potensi terjadinya hujan (presipitasi)
Uap air mempunyai sifat meresap radiasi sehingga menentukan cepatnya kehilangan
panas. Dengan demikian uap air ikut mengatur temperatur.
· Makin
besar uap air di dalam udara, makin besar jumlah energi potensial yang tersedia
di dalam atmosfer dan merupakan sumber atau awal terjadinya hujan angin ((storm
= badai).
· Kandungan
uap air di udara dapat dinyatakan delam dua cara, yaitu kelembapan relatif dan
kelembapan absolut.
1. Kelembaban
Relatif
Kelembapan relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
udara dan jumlah uap air maksimum (jenuh) di dalam udara pada temperatur dan
tekanan udara yang sama. Kelembapan relatif dinyatakan dalam persen.
Kelembapan relatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.RH=e/es x 100%
Dimana:
RH = kelembapan relatif (Relative Humidity)
e = kandunga uap air yang ada
es = Tingkat kejenuhan untuk menampung aiMisalnya di dalam udara 1 m³ pada suhu
24° C mengandung 6 gram uap air, sedangkan tingakat kejenuhan 8 gram uap air.
Kelembapan relatifnya adalah: 6/8 x 100%=75%
2. Kelembaban
Mutlak
Kelembapan mutlak adalah jumlah uap air per satuan volume udara dan dinyatakan
dalam g/m³ udara. Kelembapan absolut tidak umum dipakai dalam perhitungan
karena dapat berubah-ubah akibat perubahan suhu udara.
· Perawanan
(Cloudness)
Awan terbentuk sebagai akibat adanya kondensasi, yaitu proses perubahan wujud
dari uap air menjadi titik-titik air. Jadi, awan merupakan kumpulan titik-titik
air atau kristal-kristal es yang melayang-layang di atmosfer. Titik-titk air
atau kristal-kristal es itu bukanlah air murni, melainkan titik-titik air yang
mengumpul di sekeliling kondensasi. Inti kondesasi berupa kristal-kristal garam
yang berkumpul 0,1 – 1 mikron yang berasal dari deburan ombak pantai (surf), debu,
serta asap pabrik dan kendaraan bermotor.
· Curah
Hujan (Rainfall)
Curah hujan adalah partikel hydrometeor yang jatuh dari atmosfer yang sampai ke
permukaan bumi dalam bentuk air, salju ataupun es
Satuan yang dipakai untuk curah hujan adalah milimeter (mm)Curah Hujan 1 mm?
“Air
hujan yang yang tertampung (tidak Menguap, Mengalir, dan Meresap) pada
suatu wilayah dengan luasan 1 m² pada tempat yang datar dengan tinggi air 1 mm
atau tertampung air sebanyak 1 liter”
Alat
yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah Penakar hujan manual tipe
Observatorium dengan gelas ukur milimeter serta Penakar hujan otomatis tipe
Hillman.
0 komentar:
Posting Komentar