Tata Surya
PLANET-PLANET
TATA SURYA
Gambar Planet-Planet serta
Penjelasannya
☆☆☆ Sistem/Susunan Tata Surya ☆☆☆
Sebelum di jelaskan lebih luas tentang planet-planet di tata surya ini, untuk
sedikit menambah wawasan kita, kita lihat dulu klasifikasi planet-planet
tersebut berdasarkan beberapa kriterianya.
Nah inilah klasifikasinya
Planet-planet yang ada di
tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain
sebagai berikut:
A. Berdasarkan
Massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut:
1.
Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri dari: Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
2.
Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars.
B. Berdasarkan
Jaraknya ke Matahari, planet dapat dibedakan atas dua macam planet, yaitu
sebagai berikut:
1. Planet Dalam (Interior
Planet)
Planet Dalam yaitu
Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih pendek daripada jarak
rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang
termasuk Planet Dalam adalah Planet Merkurius dan Venus. Planet Merkurius dan
Venus mempunyai kecepatan beredar mengelilingi Matahari berbeda-beda, sehingga
letak atau kedudukan planet tersebut bila dilihat dari Bumi akan berubah-ubah
pula.
Sudut yang dibentuk oleh
garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu Planet disebut Elongasi.
Besarnya sudut Elongasi yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan
Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara 0 -28 derajat, sedangkan sudut Elongasi
Bumi-matahari-Venus adalah 0 - 50 derajat.
2. Planet Luar (Eksterior
Planet)
Planet Luar yaitu
Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih panjang daripada jarak
rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Termasuk ke dalam kelompok Planet Luar
adalah Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari Bumi, sudut
Elongasi kelompok Planet Luar berkisar antara 0 -180 derajat. Bila Elongasi
salah satu Planet mencapai 180 derajat hal ini berarti Planet tersebut sedang
berada dalam kedudukan oposisi, yaitu kedudukan suatu Planet berlawanan arah dengan
posisi Matahari dilihat dari Bumi. Pada saat oposisi, berarti Planet tersebut
berada pada jarak paling dekat dengan Bumi.
Bila Elongasi salah satu
Planet mencapai 00 berarti Planet tersebut mencapai kedudukan konjungsi, yaitu
suatu kedudukan Planet yang berada dalam posisi searah dengan Matahari dilihat
dari Bumi. Pada saat konjungsi, berarti Planet tersebut berada pada jarak
paling jauh dengan Bumi.
Sekian
penjeasan singkat tentang klasifikasi planet-planet berdasarkan kriterianya,
sekarang di lanjutkan dengan penjelasan tentang planet-planet di tata surya.
Berikut ini dijelaskan
satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota tata surya.
A. Planet Merkurius
Merkurius merupakan Planet
paling dekat dengan Matahari, jarak rata-ratanya hanya sekitar 57,8 juta km.
Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat panas (mencapai 4000C), sedangkan
malam hari sangat dingin (mencapai -2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat
besar disebabkan Planet ini tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran
paling kecil, garis tengahnya hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan
(diameter 3.476 km). Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit
eliptis (lonjong) dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode
rotasinya sekitar 59 hari.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai
satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan
sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu
permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430
derajat Celcius).
Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria
pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan
nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada
mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk
merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap
diatas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan
Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa
Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak
pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari
terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari
Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius
dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang
panas" ("yang panas" maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40%
lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan.
Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan.
B. Planet Venus
Venus merupakan planet
yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km, sehingga dapat
terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil yang sangat terang dan
berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Venus sering disebut
sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus berada pada posisi elongasi barat
dan bintang senja pada waktu elongasi timur. Kecemerlangan planet Venus
disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang menyelubunginya dan
berfungsi memantulkan cahaya matahari.
Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer
yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat, sehingga pada
siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam hari suhunya
tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer. Diameter planet
Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah sesuai
jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga
hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Arah rotasi Venus berlawanan dengan
arah rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih
lama daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi matahari. Kandungan
atmosfernya yang pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi
akibat efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan.
Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri
tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.
C. Planet Bumi (The Earth)
Bumi merupakan
planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke
matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar 365,25 hari, dan
periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Planet bumi
mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar mengelilingi bumi yaitu Bulan
(The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Planet
Venus.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer
dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah
antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi
menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai
massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer
persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan
sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi
dipatok sebagai 1.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi
terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng
(teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di
permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam
adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau
terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau
terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
D. Planet Mars
Mars merupakan planet luar
(eksterior planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini tampak sangat jelas
dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali yaitu pada kedudukan oposisi. Sebab
saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta km dari bumi, sehingga merupakan
satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati dari bumi dengan
mempergunakan teleskop, sedangkan planet lain terlalu sulit diamati karena
diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain jaraknya yang terlalu jauh.
Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini
merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah
wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari
peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti
bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.
Berdasarkan pengamatan
orbit dan pemeriksaan terhadap kumpulan meteorit Mars, permukaan Mars terdiri
dari basalt. Beberapa bukti menunjukkan bahwa sebagian permukaan Mars memunyai
silika yang lebih kaya daripada basalt biasa, dan mungkin mirip dengan
batu-batu andesitik di Bumi; namun, hasil-hasil pengamatan tersebut juga dapat
dijelaskan dengan kaca silika. Sebagian besar permukaan Mars dilapisi oleh debu
besi (III) oksida yang memberinya kenampakan merah.
Keadaan di Mars paling
mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Karena itu,
para astronom lebih banyak menghabiskan waktu mempelajari Mars daripada planet
lain. Jarak rata-rata ke Matahari sekitar 228 juta km, periode revolusinya
sekitar 687 hari, sedangkan periode rotasi sekitar 24 jam 37 menit. Diameter
planet sekitar setengah dari diameter bumi (6.790 km), diselimuti lapisan
atmosfer yang tipis, dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada suhu udara
di bumi. Planet Mars mempunyai dua satelit alam, yakni Phobos dan Deimos.
E. Planet Jupiter
Jupiter merupakan planet
terbesar di tata surya, diameter sekitar 142.600 km, terdiri atas materi dengan
tingkat kerapatannya rendah, terutama hidrogen dan helium. Jarak rata-ratanya
ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan sangat cepat
yakni sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9 tahun.
Planet Jupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling banyak yaitu
sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar
yaitu Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
Yupiter memiliki cincin yang sangat tipis ,berwarna hampir sama dengan
atmosfernya dan sedikit memantulkan cahaya matahari. Cincin Yupiter terbentuk
atas materi yang gelap kemerah-merahan. Materi pembentuknya bukanlah dari es
seperti Saturnus melainkan ialah batuan dan pecahan-pecahan debu. Setelah
diteliti, cincin Yupiter merupakan hasil dari gagal terbentuknya satelit
Yupiter.
F. Planet Saturnus
Saturnus merupakan planet
terbesar ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar 120.200 km, periode
rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet
ini mempunyai tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya,
yaitu Cincin Luar (diameter 273.600 km), Cincin Tengah (diameter 152.000 km),
dan Cincin Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan permukaan
Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265 km. Planet
Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana,
dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam berjumlah sekitar 11
satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya
berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat
dengan atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana, hal ini tidak memungkinkan
adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat
unik, terdiri beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk
cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak
mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal.
Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan
mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling
mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di
antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea,
Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan
Iapetus.
G. Planet Uranus
Uranus mempunyai diameter
49.000 km hampir empat kali lipat diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84
tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet
lainnya, sumbu rotasi pada planet ini searah dengan arah datangnya sinar
matahari, sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfernya
dipenuhi hidrogen, helium dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus
terdapat lima satelit alam yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel,
Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet
inipun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan
bercincin, ketebalan cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas
partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang
berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para
astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda,
"raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus
karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak
"es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak
hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya,
dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan
berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air
dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu,
interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.
H. Planet Neptunus
Neptunus merupakan planet
superior dengan diameter 50.200 km, letaknya paling jauh dari matahari. Jarak
rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km. Periode revolusinya sekitar 164,8
tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus
dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang lebih padat
dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang beredar
mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid. Planet Neptunus
mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam yang mempunyai
lebar sekitar 15 km.Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat
lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus,
Nereid dan Larissa.
Planet ini sekarang sudah hilang,atau menghilang dari tata surya kita..
Pengertian dan Proses
terjadinya Tata Surya, Matahari, Planet, dan Pelangi
Tata
surya adalah sekelompok
benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusat dan sumber cahaya yang
dikelilingi oleh planet-planet beserta satelit-satelitnya, asteroid
(planetoid), komet, dan meteor. Bagaimana tata surya kita terbentuk di jagat
raya ini? Terdapat beberapa teori atau hipotesis yang menjelaskan pertanyaan
tersebut, antara lain Hipotesis Kabut, Teori Planetesimal, Teori Pasang Surut
Bintang, dan Teori Vorteks.
Teori terbentuknya tata surya:
1. Hipotesis Kabut
Imanuel Kant (1724-1804), berkebangsaan Jerman, membuat suatu hipotesis tentang
terjadinya tata surya. Dikatakan bahwa di jagad raya terdapat gunpalan kabut
yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan menjadi
gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi
planet-planet dan satelitnya.
2. Teori Planetesimal
Thomas C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli
astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimalyang
berarti planet kecil. Teori ini menyatakan bahwa matahari telah ada
sebagai salah satu dari bintang. Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah
bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh shingga terjadi peristiwa pasang
naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa
matahari tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian
dari massa matahari jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi
terhambur keluar angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan
planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi
orbitnya.
3. Teori Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun
1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada
matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah
besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut
bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet, Namun astronom
Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir
tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
4. Teori Vorteks
Dikemukakan oleh Karl Von Weiszackermenurut Weiszacker, nebula (kabut) terdiri
atas vorteks-vorteks (pusaran-pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas.
Gerakan gas dalam nebula menyebabkan pola sel-sel yang bergolak (turbulen).
Pada batas antar sel turbulen, terjadi tumbukan antar partikel yang kemudian
membesar dan menjadi planet.
Ada banyak hipotesis
tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya adalah
sebagai berikut ini :
1. Hipotesis Nebula
Menurut Hipotesis ini, planet berasal dari kabut pijar yang berputar membentuk
gelang-gelang, berbentuk Gumpalan kemudian membeku menjadi Planet. Teori ini
disampaikan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace.
Keterangan :
a) Nebula berasal dari gas dan debu, sebagian besar menjadi Matahari.
b) Terbentuk Matahari dan planet lain yang masih Berpijar.
c) Matahari terbentuk planet-planet bertebaran tak terarah.
d) Matahari berputar pada porosnya, planet-planet terbentuk atmosfernya.
e) Planet terbentuk atmosfer, dibumi telah muncul kehidupan karena sudah ada
lapisan atmosfer.
2. Hipotesis Planetisimal
Menurut
Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Matahari dan
bintang lainnya pada suatu saat melintas sangat dekat satu sama lain.
Akibatnya, terjadilah semacam pasang dan gas yang besar disedot dari matahari
oleh tarikan gravitasi bintang lain tersebut.
Karena adanya pasang surut ini maka gas-gas tersebut berputar mengelilingi
matahari lalu mulai mengalami penurunan suhu dan memadat membentuk
partikel-partikel keras dalam ukuran yang berbeda yang disebut planetasimal
(planet kecil). Partikel-partikel yang lebih besar yang disebut Knot, bertindak
sebagai inti untuk pembentukan planet-planet itu.
Inti
tersebut menarik dan bergabung dengan planet-planetesiamal lainnya yang lebih
kecil dan akhirnya menjadi massa yang lebih besar sehingga membentuk
planet-planet yang lebih kecil itu menjadi planetoida, meteor bahkan
satelit-satelit dari planet-planet.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Menurut Hipotesis ini, adanya gaya tarik menarik antara matahari dengan bintang
besar, sehingga pada matahari terbentuk tonjolan seperti serutu. Serutu itu
lepas dan terputus-putus yang membentuk tetesan-tetesan yang memadat sehingga
terbentuk planet. Teori ini dikemukakan oleh James Jeans. Namun, gas
darimanakah yang terlepas sehingga terbentuk planet????
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama
G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa
tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram
raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada
tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua
bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil.6. Hipotesis Big
Bang
Terbentuknya alam semesta dan tata surya diawali dari dentuman yang dahsyat
meledak, menyebarlah serpihan debu dan awan hidrogen, hasil ledakan berupa debu
dan awan hidrogen membentuk bintang-bintang. Matahari merupakan salah satunya.
Akibat adanya gaya gravitasi antarmolekul menyebabkan terjadinya gerakan
memutar, bagian pusat menjadi Matahari, sedangkan gumpalan lainnya menjadi
planet-planet.
Ketika daya pancar sinar matahari semakin besar, selubung gas yang letaknya lebih
dekat dengan matahari tersapu sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan padat.
Planet yang atmosfernya tersapu bersih adalah merkurius dan venus, sedangkan
bumi merupakan planet ketiga yang berjarak ideal.
Teori ini yang
paling dianggap benar !.
Matahari adalah bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi baik
pada gugusan galaksi bima sakti maupun pada galaksi andromeda. Matahari adalah
sebuah bintang karena matahari memancarkan cahaya yang dihasilkan sendiri.
Matahari dapat memancarkan cahaya dan panas yang amat sangat besar energinya
karena dihasilkan dari reaksi fusi nuklir penggabungan inti atom hidrogen.
A. Jarak Matahari Ke Bumi
Matahari adalah bintang yang tampak paling besar dibandingkan bintang-bintang
lain yang bertaburan di angkasa luar karena jaraknya yang sangat dekat, yaitu
sekitar 150 juta km. 150 juta kilo meter disebut juga sebagai satuan astronomi.
Jarak kedudukan terdekat
matahari ke bumi jaraknya adalah 147 juta km disebut Perihelium (1 januari).
Sedangkat jarang paling jauh matahari ke bumi yakni kurang lebh sekitar 152
juta km disebut Aphelium (1 juli). Tentu saja saat ini belum ada orang yang
menghitung secara langsung jarak matahari ke bumi karena sangat panas dan
silau.
B. Suhu Matahari
Panas matahari pada
permukaannya adalah kurang lebih 6 ribu derajat selsius. Sedangkan pada inti
matahari temperatur mencapai 150 juta derajat celcius. Dari waktu ke waktu suhu
matahari akan diperkirakan semakin dingin dan akhirnya mati bersama
planet-planet lain termasuk bumi.
C. Penyusun Matahari
- Hidrogen : 70%
- Helium : 25%
- Unsur lainnya : 5%
D. Konstanta Dan Energi
Matahari
Banyaknya kalor yang
diterima oleh setiap 1 cm persegi pada bagian atas atmosfir matahari permenit
adalah 2 kalori per menit per cm persegi. Energi matahari terjadi karena adanya
fusi atau penggabungan inti hidrogen membentuk inti helium serta 2 positron dan
energi 24,7 MeV.
E. Bagian-Bagian Susunan
Matahari
- Fotosfer adalah Bagian lapisan permukaan yang memancarkan cahaya yang kuat
dan menyilaukan.
- Kormosfer adalah Lapisan gas yang sangat tebal.
- Korona adalah Lapisan atmosfer terluar matahari. Susunan Lapisan
Matahari:
Lapisan Inti Matahari
Inti matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi hidrogen menjadi
inti helium dan menghasilkan reaksi yang sngat besar. Suhu inti matahari
mencapai 15 juta kelvin.
Lapisan Fotosfera pada Matahari
Lapisan Fotosfera adalah bagian permukaan matahari yang dapat kalian lihat
sehari-hari, atau disebut juga lapisan cahaya. Suhu di bagian dalam
fotosfera kira-kira 6000 kelvin.
Lapisan Kromosfera pada Matahari
Lapisan kromosfera dapat terlihat saat terjadi gerhana matahari.
Kromosfera tersusun dr lapisan hidrogen. Suhu lapisan kromosfera di
dekat korona mencapai 10.000 kelvin, sedangkan di lapisan luarnya kurang
lebih 4000 kelvin
Lapisan Korona pada Matahari
Lapisan Korona ini dapat dilihat pada saat terjadi gerhana matahari berupa
lingkaran putih yang mengelilingi matahari. Lapisan korona mengandung gas yang
sangat tipis bersuhu 1 juta kelvin. Korona berwarna abuabu akibat tumbukan
ion-ion pada suhu yang sangat tinggi.
Beberapa Susunan Lapisan
Matahari
Read more: Pengertian dan Arti Matahari Beserta Susunan Lapisan
Matahari | Smart Click
Planet
Planet diambil dari kata
dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang
Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa,
Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana(berpindah-pindah) dari rasi
bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa
sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari.
Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet
dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang
dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars,Jupiter dan
Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari danBulan dari
daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya,
planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26
Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet
sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.
PLANET adalah benda
langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa
bintang;
mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi
tersendiriagar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda
angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk
hampir bulat);
tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklirterhadap deuterium di
intinya; dan,
telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood;
mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup
besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
Berdiameter lebih dari 800 km
Asumsi awal tentang fakta unik model pembentukan tata surya
berpendapat bahwa Matahari berkumpul bersama-sama keluar dari awan gas dan
debu, sisa-sisanya ada di sebuah tempat yang luas yang berputar di sekitar
bintang yang baru lahir dan diratakan secara bertahap. Namun anggapan ini ternyata
membawa dua kubu yang “berseteru” mempertahankan pendapat tentang asal usul
planet.
Pada tahun-tahun awal tata surya kita, butir debu bertabrakan dan bersatu, dan
benih-benih asteroid, komet dan planet-planet terbentuk. Gravitasi dari
beberapa protoplanets lebih jauh menarik gas, dan gas raksasa lainnya yang
mengembang. Planet raksasa ini menyapu bersih banyak debu. Sebagian besar dari
sisa reruntuhan berputar dan ditelan oleh Matahari atau keluar dari tata surya.
Pelangi adalah fenomena alam indah
yang sering dilihat manusia.
Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi
karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi atau bianglala
adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar
yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai
busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan
ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.
Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan
turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri
membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara
berkabut atau berembun. Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan
sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya
satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum
warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula. Pada pelangi, proses
berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai
menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang
terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Fenomena pelangi yang paling menakjubkan akan terjadi apabila udara
sedikit mendung dan terjadi hujan rintik-rintik. Saat berdiri membelakangi
cahaya matahari, kita akan mengamati pelangi dengan latar belakang awan
mendung, warna-warnanya akan tampak jelas dan tegas.
Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan
air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya
matahari yang bersinar. Beberapa kebudayaan di dunia menyebutkan fenomena
pelangi sebagai mitos-mitos tertentu. Di Yunani dikenal mitos bahwa pelangi
merupakan jalan dari dunia menuju surga yang dilalui oleh Dewa Pembawa Pesan,
Dewa Iris.
Proses
Terjadinya Pelangi
Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak
warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai
cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup
mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan
terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel,
tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di
dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta
ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena
pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati
butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam
tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi
ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian
dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari
tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda,
tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di
paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari
bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat
harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang
orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada
dalam satu garis lurus
Jenis-jenis Pelangi
Pelangi mempunyai bermacam jenis. Tentunya setiap jenis menampakkan
gejala alam yang berlainan. Berikut ini adalah jenis-jenis pelangi.
Sedangkan fenomena pelangi yang dipantulkan terjadi ketika
cahaya matahari dipantulkan menjauhi permukaan air, sebelum mencapai
titik-titik air hujan. Biasanya pelangi ini terjadi pada permukaan air yang
cukup luas dan tenang, serta dekat dengan curahan titik-titik air hujan.
Circumhorizontal arc. Pelangi yang Membentuk Lengkungan
melingkar horizontal (Circumhorizontal arc) Jenis pelangi yang membentuk
lengkungan melingkar horizontal di awan sebetulnya merupakan gejala
mengkristalnya butiran es. Jadi, jenis pelangi tersebut bahkan bukan merupakan
fenomena pelangi. Fenomena alam yang menyerupai pelangi tersebut dinamakan
dengan halo.
Pelangi di Titan (Rainbows on Titan) Planet Saturnus
mempunyai satelit yang berukuran paling besar dinamakan dengan Titan. Karena
Titan memiliki permukaan yang basah dan lembap, fenomena pelangi dapat terjadi
di permukaan satelit Saturnus ini
Pelangi di Matahari Halo matahari adalah lingkaran
pelangi yang mengelilingi Matahari. Halo juga bisa terjadi di sekitar Bulan
pada malam hari (gerhana bulan parsial). Fenomena halo ini disebabkan pembiasan
cahaya Matahari oleh uap air di atmosfer sehingga terlihat seperti pelangi.
Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala karena partikel
uap air yang membelokkan cahaya Matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer. Di
sisi lain, pada pagi atau sore hari Matahari pun masih berada pada sudut yang
rendah. Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya
lebih besar, sehingga warna-warna yang muncul juga lebih lengkap. Pada siang
hari, saat Matahari pada posisi tegak lurus terhadap Bumi, kemampuan pembelokan
cahaya menjadi rendah sehingga warna yang terlihat sangat terbatas. Warnanya
terlihat gelap karena pandangan ke arah Matahari juga terhalang debu. Kalau
pada pagi hari, saat udara masih bersih, yang tampak adalah warna kemerahan.
Tidak mengherankan bila fenomena halo ini juga hanya terlihat pada siang hari,
sekitar pukul 12.00-1300. Selain itu, sama seperti pelangi, fenomena halo juga
hanya bisa disaksikan pada musim hujan. Setelah musim hujan berakhir, biasanya
tak ada lagi halo maupun pelangi. Soalnya, di atmosfer sudah tidak ada lagi uap
air.
Dampak negatif dan positif terjadinya fenomena alam
Dampak negatif :
Banyak korban entah itu meninggal dunia, hilang, atau luka-luka dari
kejadian fenomena alam ya seperti Gempa Bumi, Tsunami, Angin Tornado, Banjir,
Tanah Longsor dll. Selain itu tempat tinggal atau sarana sehari-hari pun hancur
atau rusak akibat dari terjadinya bencana atau fenomena alam tersebut.
Menurut saya tidak ada dampak positif dari fenomena alam. Karena
semua kejadian-kejadian alam semua merugikan semua manusia. Kejadian tersebut
terjadi mungkin karena alam ini sudah mulai tua. Contohnya saja letusan Gunung
berapi yang sudah mulai aktif kembali, seperti gunung merapi yang berada di
Yogyakarta, letusan tersebut banyak menelan korban jiwa, beberapa desa rumahya
terendam oleh krikil-krikil atau abu dari letusan gunung tersebut.
Efek negatif dari Badai Matahari
· Mengganggu
satelitMengganggu komunikasi radio
· Memutuskan
komunikasi radio
· Merusak
beberapa satelit
0 komentar:
Posting Komentar